Ir.
SUTOPO
KRISTANTO,
MM.,
IPU.
"Berbakti Tanpa Henti"
#PERCAYACAKTOPO
Berbakti Tanpa Henti
Berbakti Tanpa Henti
Berbakti Tanpa Henti
Kenal Lebih Dekat
"Sutopo Kristanto"
Berbakti Tanpa Henti
2015
2015 - 2018
Bendahara Umum PII
Honorary Fellow ASEAN Federation Engineering Organization
2016
2018
2018-2021
Dewan Pakar PII
Honorary Fellow ASEAN Federation Engineering Organization
2016
2018-2020
Ketua Tim Pelaksana Konstruksi dan Pendanaan Gedung PII
2020-Sekarang
Direktur Utama PT Griya Rekayasa Indonesia/Gedung PII
2021
2022-Sekarang
Ketua Badan Kejuruan Sipil PII
Chair Organizing Committee CAFEO 41 Indonesia dan RAPIMNAS PII
2023
Saat
Ini2024-2027
Calon Wakil
Ketua Umum PIIChair Organizing Committee CAFEO 41 Indonesia dan RAPIMNAS PII
2023
2015
2015 - 2018
Bendahara Umum PII
Honorary Fellow ASEAN Federation Engineering Organization
2016
2018
2018-2021
Dewan Pakar PII
2018-2020
Ketua Tim Pelaksana Konstruksi dan Pendanaan Gedung PII
2020-Sekarang
Direktur Utama PT Griya Rekayasa Indonesia/Gedung PII
2021
2022-Sekarang
Ketua Badan Kejuruan Sipil PII
Chair Organizing Committee CAFEO 41 Indonesia dan RAPIMNAS PII
2023
Saat
ini2024-2027
Calon Wakil
Ketua Umum PII
2015
2015 - 2018
Bendahara Umum PII
Honorary Fellow ASEAN Federation Engineering Organization
2016
2018
2018-2021
Dewan Pakar PII
2018-2020
Ketua Tim Pelaksana Konstruksi dan Pendanaan Gedung PII
2020-Sekarang
Direktur Utama PT Griya Rekayasa Indonesia/Gedung PII
2021
2022-Sekarang
Ketua Badan Kejuruan Sipil PII
Chair Organizing Committee CAFEO 41 Indonesia dan RAPIMNAS PII
2023
Saat
ini2024-2027
Calon Wakil
Ketua Umum PII
2015
2015 - 2018
Bendahara Umum PII
Honorary Fellow ASEAN Federation Engineering Organization
2016
2018
2018-2021
Dewan Pakar PII
2018-2020
Ketua Tim Pelaksana Konstruksi dan Pendanaan Gedung PII
2020-Sekarang
Direktur Utama PT Griya Rekayasa Indonesia/Gedung PII
2021
2022-Sekarang
Ketua Badan Kejuruan Sipil PII
Chair Organizing Committee CAFEO 41 Indonesia dan RAPIMNAS PII
2023
Saat
ini2024-2027
Calon Wakil
Ketua Umum PII
Mewujudkan Gedung PII
Lahirnya Sebuah Gagasan Karena Keterbatasan
Sejak berdiri pada tahun 1952, Persatuan Insinyur Indonesia (PII) telah berupaya memiliki kantor pusat permanen dan sempat berpindah-pindah hingga akhirnya mendapatkan dukungan fasilitas dari PT Pertamina di Simprug dan kemudian di Jl. Teuku Umar, Jakarta Pusat. Dengan meningkatnya aktivitas organisasi, PII kemudian menempati kantor baru di Jl. Halimun Raya, Jakarta Selatan, di mana PII mulai mandiri dalam membiayai operasional dan pemeliharaan kantornya.
Nomaden di Era Modern
Seiring bertambahnya jumlah anggota dan dinamika aktivitas, PII membutuhkan fasilitas yang lebih memadai dibandingkan fasilitas kantor saat itu di Jl. Halimun Raya, sehingga muncul keinginan untuk merenovasi kantor PII yang representatif dan mampu mendukung fungsi organisasi keinsinyuran Indonesia secara optimal. Gedung baru ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan ruang dan fasilitas, tetapi juga memperkuat marwah serta citra PII sebagai organisasi keinsinyuran yang siap berperan sebagai agent of change dalam memajukan Indonesia di panggung dunia.
Mencoba Merealisasikan Gagasan
Untuk merealisasikan gagasan “membangun gedung sendiri”, PII memulai dengan menyusun rencana pembiayaan dan menggalang dana, termasuk dana abadi senilai Rp 4,5 miliar untuk pembelian tanah. Setelah melalui negosiasi dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk bantuan tunai dari stakeholders, PII akhirnya berhasil memperoleh tanah di Jl. Halimun Raya No. 39, Jakarta Selatan, dan untuk pembangunan Gedung PII dengan total biaya Rp 9 miliar.
Menunggu Yang Tak Kunjung Tiba
Setelah proses panjang, PII berhasil memperoleh hak kepemilikan penuh atas lahan di Jl. Halimun Raya No. 39, Jakarta Selatan, dan mulai merencanakan pembangunan gedung baru dengan dana sumbangan yang dijanjikan sebesar Rp 26,5 miliar. Namun, karena sisa komitmen dana sebesar Rp 22 miliar dari donatur tidak terealisasi, pembangunan gedung baru tertunda, dan PII harus menempati kantor sementara di dua lokasi berbeda hingga tahun 2020.
Kebulatan Tekad, Keberanian Memutuskan, dan Kejelian Mencari Terobosan
Ketidakadaan kantor permanen selama bertahun-tahun telah membebani keuangan dan psikologis PII, menjadi masalah yang diwariskan dari satu kepengurusan ke kepengurusan berikutnya. Atas dasar keprihatinan ini, Ketua Umum Dr. Ir. A. Hermanto Dardak, MSc., IPU menguatkan tekad untuk memulai pembangunan Gedung PII di Jl. Halimun Raya No. 39, Jakarta Selatan.
Menapaki Langkah Pertama Pembangunan
Pada tahun 2016, PII memulai langkah awal pembangunan Gedung PII dengan menyiapkan rancangan dan membentuk Tim Pembangunan yang diketuai Dr. Ir. A. Qoyum Tiandranegara, IPU yang didampingi Ir. Sutopo Kristanto, MM., IPU sebagai Ketua Tim Pelaksana Konstruksi dan Pendanaan. Pembangunan secara fisik dilaksanakan oleh PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk yang dimulai pada 2018 dengan pemancangan tiang pondasi, peletakan batu pertama oleh Menteri PUPR Ir. Basuki Hadimoeljono, MSc., PhD., IPU pada 10 September 2018 dan penggalangan dana yang intensif, termasuk acara Golf Tournament & Gala Dinner pada 10 November 2018.
Mimpi Yang Akhirnya Menjadi Kenyataan
Pembangunan Gedung PII telah selesai dan kantor PII resmi pindah ke lokasi baru di Gedung PII, Jl. Halimun Raya No. 39, Jakarta Selatan, sejak 1 September 2020. Meskipun 75% dari biaya pembangunan telah dibiayai melalui donasi, masih ada kekurangan dana sebesar 25% yang harus segera dilunasi dengan dukungan dari para insinyur dan pemangku kepentingan PII.
Ir. Sutopo Kristanto, MM., IPU.
Ketua Tim Penuntasan Gedung PII
Direktur Utama PT. Griya Rekayasa Indonesia
Lahirnya Sebuah Gagasan Karena Keterbatasan
Sejak berdiri pada tahun 1952, Persatuan Insinyur Indonesia (PII) telah berupaya memiliki kantor pusat permanen dan sempat berpindah-pindah hingga akhirnya mendapatkan dukungan fasilitas dari PT Pertamina di Simprug dan kemudian di Jl. Teuku Umar, Jakarta Pusat. Dengan meningkatnya aktivitas organisasi, PII kemudian menempati kantor baru di Jl. Halimun Raya, Jakarta Selatan, di mana PII mulai mandiri dalam membiayai operasional dan pemeliharaan kantornya.
Nomaden di Era Modern
Seiring bertambahnya jumlah anggota dan dinamika aktivitas, PII membutuhkan fasilitas yang lebih memadai dibandingkan fasilitas kantor saat itu di Jl. Halimun Raya, sehingga muncul keinginan untuk merenovasi kantor PII yang representatif dan mampu mendukung fungsi organisasi keinsinyuran Indonesia secara optimal. Gedung baru ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan ruang dan fasilitas, tetapi juga memperkuat marwah serta citra PII sebagai organisasi keinsinyuran yang siap berperan sebagai agent of change dalam memajukan Indonesia di panggung dunia.
Mencoba Merealisasikan Gagasan
Untuk merealisasikan gagasan “membangun gedung sendiri”, PII memulai dengan menyusun rencana pembiayaan dan menggalang dana, termasuk dana abadi senilai Rp 4,5 miliar untuk pembelian tanah. Setelah melalui negosiasi dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk bantuan tunai dari stakeholders, PII akhirnya berhasil memperoleh tanah di Jl. Halimun Raya No. 39, Jakarta Selatan, dan untuk pembangunan Gedung PII dengan total biaya Rp 9 miliar.
Menunggu Yang Tak Kunjung Tiba
Setelah proses panjang, PII berhasil memperoleh hak kepemilikan penuh atas lahan di Jl. Halimun Raya No. 39, Jakarta Selatan, dan mulai merencanakan pembangunan gedung baru dengan dana sumbangan yang dijanjikan sebesar Rp 26,5 miliar. Namun, karena sisa komitmen dana sebesar Rp 22 miliar dari donatur tidak terealisasi, pembangunan gedung baru tertunda, dan PII harus menempati kantor sementara di dua lokasi berbeda hingga tahun 2020.
Kebulatan Tekad, Keberanian Memutuskan, dan Kejelian Mencari Terobosan
Ketidakadaan kantor permanen selama bertahun-tahun telah membebani keuangan dan psikologis PII, menjadi masalah yang diwariskan dari satu kepengurusan ke kepengurusan berikutnya. Atas dasar keprihatinan ini, Ketua Umum Dr. Ir. A. Hermanto Dardak, MSc., IPU menguatkan tekad untuk memulai pembangunan Gedung PII di Jl. Halimun Raya No. 39, Jakarta Selatan.
Menapaki Langkah Pertama Pembangunan
Pada tahun 2016, PII memulai langkah awal pembangunan Gedung PII dengan menyiapkan rancangan dan membentuk Tim Pembangunan yang diketuai Dr. Ir. A. Qoyum Tiandranegara, IPU yang didampingi Ir. Sutopo Kristanto, MM., IPU sebagai Ketua Tim Pelaksana Konstruksi dan Pendanaan. Pembangunan secara fisik dilaksanakan oleh PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk yang dimulai pada 2018 dengan pemancangan tiang pondasi, peletakan batu pertama oleh Menteri PUPR Ir. Basuki Hadimoeljono, MSc., PhD., IPU pada 10 September 2018 dan penggalangan dana yang intensif, termasuk acara Golf Tournament & Gala Dinner pada 10 November 2018.
Mimpi Yang Akhirnya Menjadi Kenyataan
Pembangunan Gedung PII telah selesai dan kantor PII resmi pindah ke lokasi baru di Gedung PII, Jl. Halimun Raya No. 39, Jakarta Selatan, sejak 1 September 2020. Meskipun 75% dari biaya pembangunan telah dibiayai melalui donasi, masih ada kekurangan dana sebesar 25% yang harus segera dilunasi dengan dukungan dari para insinyur dan pemangku kepentingan PII.
Ir. Sutopo Kristanto, MM., IPU.
Ketua Tim Penuntasan Gedung PII
Direktur Utama PT. Griya Rekayasa Indonesia
Lahirnya Sebuah Gagasan Karena Keterbatasan
Sejak berdiri pada tahun 1952, Persatuan Insinyur Indonesia (PII) telah berupaya memiliki kantor pusat permanen dan sempat berpindah-pindah hingga akhirnya mendapatkan dukungan fasilitas dari PT Pertamina di Simprug dan kemudian di Jl. Teuku Umar, Jakarta Pusat. Dengan meningkatnya aktivitas organisasi, PII kemudian menempati kantor baru di Jl. Halimun Raya, Jakarta Selatan, di mana PII mulai mandiri dalam membiayai operasional dan pemeliharaan kantornya.
Nomaden di Era Modern
Seiring bertambahnya jumlah anggota dan dinamika aktivitas, PII membutuhkan fasilitas yang lebih memadai dibandingkan fasilitas kantor saat itu di Jl. Halimun Raya, sehingga muncul keinginan untuk merenovasi kantor PII yang representatif dan mampu mendukung fungsi organisasi keinsinyuran Indonesia secara optimal. Gedung baru ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan ruang dan fasilitas, tetapi juga memperkuat marwah serta citra PII sebagai organisasi keinsinyuran yang siap berperan sebagai agent of change dalam memajukan Indonesia di panggung dunia.
Mencoba Merealisasikan Gagasan
Untuk merealisasikan gagasan “membangun gedung sendiri”, PII memulai dengan menyusun rencana pembiayaan dan menggalang dana, termasuk dana abadi senilai Rp 4,5 miliar untuk pembelian tanah. Setelah melalui negosiasi dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk bantuan tunai dari stakeholders, PII akhirnya berhasil memperoleh tanah di Jl. Halimun Raya No. 39, Jakarta Selatan, dan untuk pembangunan Gedung PII dengan total biaya Rp 9 miliar.
Menunggu Yang Tak Kunjung Tiba
Setelah proses panjang, PII berhasil memperoleh hak kepemilikan penuh atas lahan di Jl. Halimun Raya No. 39, Jakarta Selatan, dan mulai merencanakan pembangunan gedung baru dengan dana sumbangan yang dijanjikan sebesar Rp 26,5 miliar. Namun, karena sisa komitmen dana sebesar Rp 22 miliar dari donatur tidak terealisasi, pembangunan gedung baru tertunda, dan PII harus menempati kantor sementara di dua lokasi berbeda hingga tahun 2020.
Kebulatan Tekad, Keberanian Memutuskan, dan Kejelian Mencari Terobosan
Ketidakadaan kantor permanen selama bertahun-tahun telah membebani keuangan dan psikologis PII, menjadi masalah yang diwariskan dari satu kepengurusan ke kepengurusan berikutnya. Atas dasar keprihatinan ini, Ketua Umum Dr. Ir. A. Hermanto Dardak, MSc., IPU menguatkan tekad untuk memulai pembangunan Gedung PII di Jl. Halimun Raya No. 39, Jakarta Selatan.
Menapaki Langkah Pertama Pembangunan
Pada tahun 2016, PII memulai langkah awal pembangunan Gedung PII dengan menyiapkan rancangan dan membentuk Tim Pembangunan yang diketuai Dr. Ir. A. Qoyum Tiandranegara, IPU yang didampingi Ir. Sutopo Kristanto, MM., IPU sebagai Ketua Tim Pelaksana Konstruksi dan Pendanaan. Pembangunan secara fisik dilaksanakan oleh PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk yang dimulai pada 2018 dengan pemancangan tiang pondasi, peletakan batu pertama oleh Menteri PUPR Ir. Basuki Hadimoeljono, MSc., PhD., IPU pada 10 September 2018 dan penggalangan dana yang intensif, termasuk acara Golf Tournament & Gala Dinner pada 10 November 2018.
Mimpi Yang Akhirnya Menjadi Kenyataan
Pembangunan Gedung PII telah selesai dan kantor PII resmi pindah ke lokasi baru di Gedung PII, Jl. Halimun Raya No. 39, Jakarta Selatan, sejak 1 September 2020. Meskipun 75% dari biaya pembangunan telah dibiayai melalui donasi, masih ada kekurangan dana sebesar 25% yang harus segera dilunasi dengan dukungan dari para insinyur dan pemangku kepentingan PII.
Ir. Sutopo Kristanto, MM., IPU.
Ketua Tim Penuntasan Gedung PII
Direktur Utama PT. Griya Rekayasa Indonesia
Lahirnya Sebuah Gagasan Karena Keterbatasan
Sejak berdiri pada tahun 1952, Persatuan Insinyur Indonesia (PII) telah berupaya memiliki kantor pusat permanen dan sempat berpindah-pindah hingga akhirnya mendapatkan dukungan fasilitas dari PT Pertamina di Simprug dan kemudian di Jl. Teuku Umar, Jakarta Pusat. Dengan meningkatnya aktivitas organisasi, PII kemudian menempati kantor baru di Jl. Halimun Raya, Jakarta Selatan, di mana PII mulai mandiri dalam membiayai operasional dan pemeliharaan kantornya.
Nomaden di Era Modern
Seiring bertambahnya jumlah anggota dan dinamika aktivitas, PII membutuhkan fasilitas yang lebih memadai dibandingkan fasilitas kantor saat itu di Jl. Halimun Raya, sehingga muncul keinginan untuk merenovasi kantor PII yang representatif dan mampu mendukung fungsi organisasi keinsinyuran Indonesia secara optimal. Gedung baru ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan ruang dan fasilitas, tetapi juga memperkuat marwah serta citra PII sebagai organisasi keinsinyuran yang siap berperan sebagai agent of change dalam memajukan Indonesia di panggung dunia.
Mencoba Merealisasikan Gagasan
Untuk merealisasikan gagasan “membangun gedung sendiri”, PII memulai dengan menyusun rencana pembiayaan dan menggalang dana, termasuk dana abadi senilai Rp 4,5 miliar untuk pembelian tanah. Setelah melalui negosiasi dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk bantuan tunai dari stakeholders, PII akhirnya berhasil memperoleh tanah di Jl. Halimun Raya No. 39, Jakarta Selatan, dan untuk pembangunan Gedung PII dengan total biaya Rp 9 miliar.
Menunggu Yang Tak Kunjung Tiba
Setelah proses panjang, PII berhasil memperoleh hak kepemilikan penuh atas lahan di Jl. Halimun Raya No. 39, Jakarta Selatan, dan mulai merencanakan pembangunan gedung baru dengan dana sumbangan yang dijanjikan sebesar Rp 26,5 miliar. Namun, karena sisa komitmen dana sebesar Rp 22 miliar dari donatur tidak terealisasi, pembangunan gedung baru tertunda, dan PII harus menempati kantor sementara di dua lokasi berbeda hingga tahun 2020.
Kebulatan Tekad, Keberanian Memutuskan, dan Kejelian Mencari Terobosan
Ketidakadaan kantor permanen selama bertahun-tahun telah membebani keuangan dan psikologis PII, menjadi masalah yang diwariskan dari satu kepengurusan ke kepengurusan berikutnya. Atas dasar keprihatinan ini, Ketua Umum Dr. Ir. A. Hermanto Dardak, MSc., IPU menguatkan tekad untuk memulai pembangunan Gedung PII di Jl. Halimun Raya No. 39, Jakarta Selatan.
Menapaki Langkah Pertama Pembangunan
Pada tahun 2016, PII memulai langkah awal pembangunan Gedung PII dengan menyiapkan rancangan dan membentuk Tim Pembangunan yang diketuai Dr. Ir. A. Qoyum Tiandranegara, IPU yang didampingi Ir. Sutopo Kristanto, MM., IPU sebagai Ketua Tim Pelaksana Konstruksi dan Pendanaan. Pembangunan secara fisik dilaksanakan oleh PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk yang dimulai pada 2018 dengan pemancangan tiang pondasi, peletakan batu pertama oleh Menteri PUPR Ir. Basuki Hadimoeljono, MSc., PhD., IPU pada 10 September 2018 dan penggalangan dana yang intensif, termasuk acara Golf Tournament & Gala Dinner pada 10 November 2018.
Mimpi Yang Akhirnya Menjadi Kenyataan
Pembangunan Gedung PII telah selesai dan kantor PII resmi pindah ke lokasi baru di Gedung PII, Jl. Halimun Raya No. 39, Jakarta Selatan, sejak 1 September 2020. Meskipun 75% dari biaya pembangunan telah dibiayai melalui donasi, masih ada kekurangan dana sebesar 25% yang harus segera dilunasi dengan dukungan dari para insinyur dan pemangku kepentingan PII.
Ir. Sutopo Kristanto, MM., IPU.
Ketua Tim Penuntasan Gedung PII
Direktur Utama PT. Griya Rekayasa Indonesia
Rekam Jejak Pendidikan
Sarjana Teknik Sipil
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Lulus Tahun 1980
Magister Manajemen
IBII Jakarta
Lulus Tahun 1999
Riwayat
Pekerjaan
Direktur
PT Pembangunan Jaya
2009 - Sekarang
Komisaris Utama
PT Jaya Beton Indonesia
2011 - Sekarang
Komisaris Utama
PT Jaya Daido Concrete
2011 - Sekarang
Wakil Direktur Utama
PT Jaya Real Property, Tbk
2011 - Sekarang
Wakil Presiden Direktur
PT Jaya Obayashi
2011 - Sekarang
Direktur
PT Mitsubishi Jaya Elevator & Escalator
2011 - Sekarang
Komisaris
PT Jaya Trade Indonesia
2021 - Sekarang
Komisaris Utama
PT Jaya Teknik Indonesia
2021 - Sekarang
Direktur Utama
PT Jakarta Tollroad Development
2021 - Sekarang
Direktur Utama
PT JTD Jaya Pratama
2021 - Sekarang
Wakil Direktur Utama
PT Pembangunan Jaya Infrastruktur
2021 - Sekarang
Daftar
Penghargaan
Penghargaan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Atas Pencapaian Percepatan Pembangunan Jalan Tol Cawang Priok
1990
Honorary Fellow ASEAN Federation Engineering Organization
2016
Penghargaan Angka Nitisastro - ITS Award Bagi Insan Berjasa Besar Bagi Bangsa, Negara dan Almamater
2019
Marketer of The Year 2020, Industry Marketing Special Mention-Construction
2020
Penghargaan Masa Bakti 40 Tahun PT Pembangunan Jaya Group
2021
Pengalaman Organisasi
Ketua
2022 - Sekarang
Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII)
Ketua
2022 - Sekarang
Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII)
Direktur Utama
2020 - Sekarang
PT Griya Rekayasa Indonesia (GRI/Gedung PII)
Direktur Utama
2020 - Sekarang
PT Griya Rekayasa Indonesia (GRI/Gedung PII)
Anggota Dewan Pakar Pengurus Pusat
2018 - 2021
Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
Anggota Dewan Pakar Pengurus Pusat
2018 - 2021
Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
Bendahara Umum
2015 - 2018
Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
Bendahara Umum
2015 - 2018
Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
Bendahara Umum
2014 - Sekarang
Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI)
Bendahara Umum
2014 - Sekarang
Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI)
Anggota Dewan Penasehat
2017 - Sekarang
Komjur Alumni Sipil ITS
Anggota Dewan Penasehat
2017 - Sekarang
Komjur Alumni Sipil ITS
Koordinator Presidium
2021 - 2024
Himpunan Alumni Perguruan Tinggi Negeri Seluruh Indonesia (HIMPUNI)
Koordinator Presidium
2021 - 2024
Himpunan Alumni Perguruan Tinggi Negeri Seluruh Indonesia (HIMPUNI)
Ketua Umum
2019 - 2024
Ikatan Alumni ITS (IKA ITS)
Ketua Umum
2019 - 2024
Ikatan Alumni ITS (IKA ITS)
Dewan Pembina
2010 - Sekarang
Yayasan Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Jaya
Dewan Pembina
2010 - Sekarang
Yayasan Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Jaya
Dewan Pembina
2010 - Sekarang
Kegiatan Sosial Yayasan Marga Pembangunan Jaya
Dewan Pembina
2010 - Sekarang
Kegiatan Sosial Yayasan Marga Pembangunan Jaya
Ketua Dewan Pengawas
2007 - Sekarang
Yayasan Pembangunan Jaya Raya
Ketua Dewan Pengawas
2007 - Sekarang
Yayasan Pembangunan Jaya Raya
Visi
Mewujudkan PII sebagai agen pembangunan dan penggerak kemandirian bangsa melalui keinsinyuran profesional berbasis ilmu pengetahuahun dan teknologi (IPTEK) menuju Indonesia yang maju, unggul, berdaulat dan sejahtera.
Misi
Asta Cipta
1
Peran Mitra Pemerintah
Mengoptimalkan peran Persatuan Insinyur Indonesia sebagai mitra pemerintah dalam menjalankan program pembangunan prioritas pada sektor-sektor strategis.
1
Peran Mitra Pemerintah
Mengoptimalkan peran Persatuan Insinyur Indonesia sebagai mitra pemerintah dalam menjalankan program pembangunan prioritas pada sektor-sektor strategis.
1
Peran Mitra Pemerintah
Mengoptimalkan peran Persatuan Insinyur Indonesia sebagai mitra pemerintah dalam menjalankan program pembangunan prioritas pada sektor-sektor strategis.
2
Kontribusi Insinyur Profesional
Mendorong kontribusi insinyur profesional dalam mewujudkan ketahanan pangan, energi, dan air serta mempercepat pembangunan dan pengembangan Ekonomi Hijau, Ekonomi Biru, dan infrastruktur berkelanjutan.
2
Kontribusi Insinyur Profesional
Mendorong kontribusi insinyur profesional dalam mewujudkan ketahanan pangan, energi, dan air serta mempercepat pembangunan dan pengembangan Ekonomi Hijau, Ekonomi Biru, dan infrastruktur berkelanjutan.
2
Kontribusi Insinyur Profesional
Mendorong kontribusi insinyur profesional dalam mewujudkan ketahanan pangan, energi, dan air serta mempercepat pembangunan dan pengembangan Ekonomi Hijau, Ekonomi Biru, dan infrastruktur berkelanjutan.
3
Hilirisasi dan Industrialisasi
Memperkuat hilirisasi dan industrialisasi dengan mengedepankan inovasi dan prakarsa insinyur untuk meningkatkan nilai tambah sektor – sektor strategis.
3
Hilirisasi dan Industrialisasi
Memperkuat hilirisasi dan industrialisasi dengan mengedepankan inovasi dan prakarsa insinyur untuk meningkatkan nilai tambah sektor – sektor strategis.
3
Hilirisasi dan Industrialisasi
Memperkuat hilirisasi dan industrialisasi dengan mengedepankan inovasi dan prakarsa insinyur untuk meningkatkan nilai tambah sektor – sektor strategis.
4
Profesionalisme Keinsinyuran
Menyelenggarakan profesi keinsinyuran yang handal dan profesional untuk meningkatkan nilai tambah, daya guna dan hasil guna, serta memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam tatanan global.
4
Profesionalisme Keinsinyuran
Menyelenggarakan profesi keinsinyuran yang handal dan profesional untuk meningkatkan nilai tambah, daya guna dan hasil guna, serta memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam tatanan global.
4
Profesionalisme Keinsinyuran
Menyelenggarakan profesi keinsinyuran yang handal dan profesional untuk meningkatkan nilai tambah, daya guna dan hasil guna, serta memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam tatanan global.
5
IPTEK dan Pendidikan
Memperkuat penguasaan dan penerapan IPTEK melalui pendidikan, peningkatan profesionalisme keinsinyuran berkelanjutan, dan riset inovatif.
5
IPTEK dan Pendidikan
Memperkuat penguasaan dan penerapan IPTEK melalui pendidikan, peningkatan profesionalisme keinsinyuran berkelanjutan, dan riset inovatif.
5
IPTEK dan Pendidikan
Memperkuat penguasaan dan penerapan IPTEK melalui pendidikan, peningkatan profesionalisme keinsinyuran berkelanjutan, dan riset inovatif.
6